Sunday, August 8, 2010

Medaniterrania

Medan oh medan...

Setelah 8 bulan pelatihan, akhirnya tiba juga saatnya bagi saya untuk pulang ke rumah tercinta. :) Namun, sebagai syarat akhir tiket pulang, saya harus mengikuti Olimpiade Sains Nasional IX di Medan dengan kontingen daerah Kalimantan Timur mulai tanggal 1-7 Agustus 2010. Bagian ini memang paling bikin malas --'' terutama karena saya super duper pesimis. Apalagi prosedur administrasi dan formalitasnya seperti upacara pembukaan dan penutupannya. Kenapa nggak menganut motto Julius Caesar yang Veni, Vidi, Vici [terjemahan bebas: Datang, Kerjakan, Pulang] itu sih? Anyway, selama hampir seminggu menginap di ibukota Sumatera Utara itu, saya mendapatkan pengalaman dan hal-hal yang sangat menarik di sana.

Let me show you some things about Medan:
  • Terminal kedatangan bandara Polonia : baggage claim-nya sangat sangat tidak nyaman. Turun dari pesawat dengan tangga, kami harus berjalan menuju gedung bandara. Sesampainya di sana, disambutlah kami dengan pemandangan jejeran penumpang yang daerah kedatangannya tercampur-campur mengerubuti conveyor belt bagasi yang kecil dan sedikit. Belum lagi gerombolan manusia yang dengan susah payah mencari-cari barang bawaannya di antara koper-koper yang ditumpuk di pojokan terminal kedatangan, tepat di samping conveyor belt. Lagipula, kami tidak bisa tahu barang bawaan dari daerah kami ada di mana - apakah di tumpukan koper-koper itu atau di conveyor belt yang saat itu belum berjalan. Maka kami berdesakan dengan orang-orang yang juga kerepotan akan ketidaknyamanan pengambilan bagasi ini.
  • Kota Multietnis / Mixing Pot : Unik, Medan adalah kota yang terdiri dari bermacam-macam suku yang menghuninya juga berbagai jenis budaya yang menghiasinya.Yang terlihat menonjol di daerah sana adalah suku Cina dan Melayu. Jarang saya temui masyarakat Jawa yang menetap di Medan. Pertama kami tiba di Medan, setelah keluar dari Bandara Polonia, bus yang kami tumpangi melewati jalan-jalan cukup sempit yang kata pemandunya berjuluk 'Jalan Cina' karena jalan tersebut didominasi oleh kebanyakan Ruko pedagang-pedagang suku Cina. Kami juga sempat melewati Rumah Tjong A Fie yang katanya adalah pedagang Cina 'legendaris' pertama yang datang ke Medan.
  • Becak Motor : Becak versi Medan berbeda dengan becak yang kebanyakan berada di Pulau Jawa. Becak di Medan dioperasikan dengan motor yang dipasang di bagian kanan kursi penumpangnya yang berkapasitas 3 orang. Kami-kami yang pendatang ini biasanya menyebutnya 'bentor' (becak motor, entah darimana huruf 'n'-nya --') tetapi orang-orang asli Medan tetap menyebutnya becak. Bahkan supir-supir 'bentor' yang biasa standby di depan hotel kami sering menawarkan jasa, "becak, bang?" sambil membuat gestur orang mengendarai motor. Apa, coba?
  • Pengemis? : Pernah saya baca di sebuah majalah di sana, tentang kedatangan seorang wartawan dari daerah lain yang dipandu seorang wartawan asal Medan. Menurut artikel, dia sempat dicegat di depan tenda acara pembukaan OSN oleh seorang pengemis yang kemudian meminta uang sekitar 8000 rupiah. Lalu si wartawan luar itu menjawab bahwa dia hanya memiliki 6000, dan lantas memberikannya kepada si pengemis. Wartawan Medan tertawa terbahak-bahak sembari menyahut, "Ini Medan, Bung! Orang minta-minta boleh menentukan jumlah uang yang diminta!" Hah? Saya sendiri juga heran. Kok bisa? Yah, soal benar tidaknya, saya tidak berani menjamin...
  • Oleh-Oleh Legendaris : Sepulang jalan-jalan, yang biasa diberikan kepada sanak famili di rumah tentu makanan khas. Nah, Medan punya andalannya. Yang saya kenal baik (makanan apa orang?) ya Bika Ambon, Lapis Legit dan Bolu. Entah bolu apa, yang sering saya makan adalah Bika Ambon. Kenapa kok dinamakan Bika Ambon, bukan Bika Medan? Ah, konon dulu makanan 'Bika' yang terkenal enak dan digemari adalah 'Bika' yang dijual di Jalan Ambon yang memang ada di Medan. Makanya disebut Bika Ambon...
Apa lagi ya? Hmm... Sepertinya itu saja yang saya discover selama di sana. Pasalnya saya ke sana tidak untuk wisata, sih... Kalau iya, pasti jauh lebih banyak yang bisa saya find out. :) Saat itu untuk bisa mendapatkan oleh-oleh Bika Ambon yang saya bawa pulang sebanyak 2 kotak ini saja sudah untung lho...!