Saturday, November 3, 2012

Problems With People

This week hasn't been great. I keep having communication problems. Well, some of them are my fault, but not entirely. *shrugs*
What I meant by comm probs are not about my text messages getting pended by the operator, it's that what I'm trying to say to people are being totally misinterpreted due to my lack of social skill or just simply by my wrong way of thinking that people can read part of my mind. Well, newsflash, they can't.

Rabu lalu, aku dengan beberapa kawan sekelasku memutuskan untuk mengunjungi mall sepulang sekolah. Beberapa dari kami berniat menonton Skyfall yang baru-baru ini masuk ke bioskop Blitzmegaplex yang kebetulan juga baru buka dan dengan murah hati memberikan harga promo 30% dari harga normalnya (yep, aku menghitungnya), sedangkan aku sendiri tidak tertarik. Tapi karena aku ingin mengunjungi hotspot wi-fi di sebuah restoran, jadilah rencana ini diniatkan.
Ternyata pada akhirnya peserta rombongan kami berkurang dua, karena satu orang rupanya gak bisa, dan satunya langsung pulang O.o Anyway, karena dua orang ini termasuk dalam rombongan yang berniat menonton, maka kami pun gak jadi nonton dengan alasan orangnya terlalu sedikit (yang niat nonton juga jadinya cuma satu hehe). Lalu kami berempat pada akhirnya nongkrong di McD.

Dimana masalahnya?
Here it goes. Masalah dimulai ketika aku yang memesan di kasir.
Kami tadinya hanya ingin memesan 3 minuman bersoda krim dan satu es krim, sekedar mengganjal perut, lagipula aku sedang mengurangi kadar minyak dalam makananku, pikirku. Eh tahunya selama ngenet itu (ada hotspot wifi cihui di McD) kami mendadak lapar. This C girl suggested us to order a more money-saving package deal. Nasi dengan ayam dan soft drink hanya 16.500, katanya. "Kalau gak salah namanya paket hemat."

So K and I walked downstairs to the cashier. Aku lihat di papan menu yang menyala-nyala di atas kepala si mbaknya ada tertulis paket hemat. Tulisannya "Paket Hemat termasuk Medium Fries dan Medium Soft Drink". Ada tulisannya termasuk kan? Jadi tanpa bertanya pada si mbaknya aku langsung berkesimpulan bahwa paket hemat yang disarankan C juga termasuk kentang goreng. Kupikir, lumayan nih. Lalu giliran memesan kami pun tiba. Tanpa basa-basi aku langsung memesan tiga "Paket Hemat" ini. Eh ternyata harganya kok mahal ._. Tapi waktu itu pikiranku lagi rada nge-blank jadi gak begitu kuperhatiin...
Kemudian mbaknya pun menaruh tiga bungkus kentang goreng ukuran (relatif) gede (menurutku) di atas nampan kami, disusul tiga gelas soft drink. Lho? Kok kentangnya gede banget? Aku berbisik kepada K di sebelahku, "Kentangnya gede-gede banget ya, agak mencurigakan nih..."
Terus dengan gobloknya kami masih menanti kedatangan tiga porsi nasi dg ayam goreng. I knew McD isn't that generous! Si mbaknya tampak udah selesai melayani pesanan kami dan memberikan kami gestur untuk minggir karena pelanggan selanjutnya ingin memesan. K dan aku pun saling berpandangan dengan tatapan yang mengekspresikan "That's it?"
K membawa nampan berisi "Paket Hemat" itu sambil bertanya pada mbaknya, "Ini sudah semuanya ya, mbak?" dibalas dengan jawaban affirmative dengan senyum aneh oleh si mbak kasir. Kami pun melenggang balik ke meja kami dengan perasaan dibodohi.
Damn.

Masalah dengan kasir gak berhenti sampai di situ dalam kurun waktu minggu ini. Kali ini kasirnya berbeda. Kasir suatu pusat permainan arcade di (lagi-lagi) mall (tapi molnya beda).
Sabtu lalu, aku pergi dengan ketiga kawanku untuk main Pump it up. Tahu, kan, permainan mesin yang injek-injekin kaki mengikuti irama lagu? Yeah, that.
Kami memutuskan main di area Funcity karena mesin pump di sana lebih baru dan lagunya lebih banyak yang kami kenal. Sesampai di sana, kami sepakat masing-masing membayar 6000 rupiah, sehingga mendapat 24 koin untuk main berpasang-pasangan sebanyak 4 kali.
Then there's this problem. See, karena popularitas permainan ini yang (ternyata) remarkable dan mampu membuat siswa sebaya kami bersedia menghabiskan uang jajannya, seperti yang sudah kami duga, mesin tersebut sudah ditempati (sekitar) tiga orang dari sekolah lain. Yah, biasalah. *mengedikkan bahu*
Jadi sementara mereka main, salah seorang dari kami langsung saja memasukkan semua koin yang kami beli setelah melihat credit para pemain yang sedang nge-pump itu. Satu credit ini bernilai 3 koin. Mereka sisa 4 credit, dan karena kami memasukkan ke-24 koin kami, semestinya sisa credit yang terpampang di layar mesin tersebut 12 credit. Tapi alih-alih 12, yang tertera hanya 9! What?

Ternyata mesin pump tersebut punya batas memasukkan koin! Dan batasnya 9, saudara-saudara! Jadi kesimpulannya sih, kami rugi 3 credit alias 9 koin alias 9000 rupiah. The bravest among us berjalan ke meja kasir dan bertanya kepada si mbaknya kalau mesin tersebut punya batas memasukkan koin...
Kayaknya sih si mbaknya gak tahu apa-apa, soalnya belum selesai dijelaskan pokok permasalahannya yang singkatnya adalah "kami nggak tahu kalau mesinnya punya batas koin, jadi 9 koin kami hangus dan kami minta ganti", eh si mbaknya (dibantu seorang masmas yang mukanya songong) langsung meng-interrupt permainan cewek-cewek sebelum kami sambil bertanya sesuatu mengenai koinnya..

I guess we didn't make ourselves clear. Masalah kami bukan sama cewek2 yang main sebelum kami, tapi sama mesinnya yang gak dikasih peringatan kalau ada batas memasukkan koin. Terciptalah commotion antara kami dan petugas Funcity mengenai masalah credit ini, tapi satu dari cewek2 yang main sebelum kami juga diseret ke masalah ini oleh masmas di sana. Pada akhirnya she offered supaya dia ganti rugi credit kami, dan si masmas langsung menyalaminya sambil berterimakasih banyak kepadanya. O..kay?
No, it's not okay. It wasn't her fault. Kami jadinya terlihat seperti the bad guy dalam masalah ini despite the fact that we were trying to stand for our rights. Jadi sampai disitulah pembicaraan kami, dan para petugasnya (yang tadi banyak mengerubuti pengen tahu ada apa) pun langsung bubar.
We eventually turned down her offer and decided not to play that damned machine for the rest of our senior high year.

Jadi anak-anak, kesimpulan dari pengalamanku minggu ini antara lain adalah:
  • Jangan langsung mem-fakta-kan sebuah asumsi yang kalian buat. Walaupun namanya "Paket Hemat" belum tentu harganya beneran hemat dan isi paketnya sesuai dengan apa yang dikatakan temanmu, dan walaupun di mesin Pump It Up tidak ada tulisan bahwa ada batas memasukkan koin, jangan tertipu. Lebih aman bertanya dahulu, daripada akhirnya menyesal.
  • Jangan mengira setiap pramuniaga itu credible atau profesional. Sudah tahu etos kerja di negeri ini gak begitu tinggi dan nilai profesionalisme itu cetek, mau mengharapkan yang terbaik dari orang-orang yang latar belakangnya belum jelas?
  • Jangan keseringan ke mall. Junk food membius kalian, mesin Pump makes you miserable, dan menghabiskan duit.

Cheers.
T.

(Go on, Funcity, sue me.)

No comments:

Post a Comment